
Awal minggu di sesi Eropa menyaksikan pergerakan yang minim bagi Dolar AS, mendekati level terendah dalam beberapa minggu. Para trader tampak enggan untuk mengambil posisi seiring dengan mendekatnya rapat penetapan kebijakan oleh Federal Reserve.
Pada pukul 13.55 WIB, Dolar AS terlihat stagnan dengan Indeks Dolar bertahan di angka 103,153. Angka ini tidak mengalami perubahan signifikan setelah melemah sekitar 0,5% pada minggu sebelumnya, menjadi pelemahan mingguan terburuk sejak pertengahan April.
Trader tetap berhati-hati menghadapi data ekonomi terkini. Pelemahan Dolar minggu lalu disebabkan oleh peningkatan jumlah klaim tunjangan pengangguran di Amerika Serikat, mencapai level tertinggi dalam 1,5 tahun terakhir. Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa Federal Reserve akan menghentikan siklus kenaikan suku bunga selama setahun pada rapat yang akan digelar Rabu ini.
Namun, para trader tampak enggan mendorong pelemahan Dolar pada awal minggu ini, karena harga konsumen AS yang akan dirilis pada hari Selasa dapat mengubah sentimen pasar jika data inflasi terus meningkat.
Para analis di ING mencatat, "Lonjakan klaim pengangguran AS membuat Dolar melemah secara keseluruhan... hal ini mengonfirmasi sejauh mana pasar valuta asing sangat sensitif terhadap data saat ini."
Sementara itu, pasangan mata uang EUR/USD mengalami kenaikan tipis ke angka 1.0753. European Central Bank (ECB) diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada rapat para pejabat yang dijadwalkan pada hari Kamis.
Namun, masih ada keraguan mengenai sejauh mana ECB akan menaikkan suku bunga tersebut, mengingat inflasi di wilayah euro turun lebih cepat dari perkiraan pada bulan Mei dan data terbaru menunjukkan bahwa ekonomi blok tersebut mengalami resesi selama tiga bulan pertama tahun ini.
ING menambahkan, "Kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin sepertinya menjadi kesepakatan pada rapat ECB minggu depan. Namun, dengan pertumbuhan yang mengecewakan, prospek ekonomi yang semakin suram, dan inflasi yang menurun, argumen untuk beberapa kenaikan suku bunga tersebut semakin lemah."
Sementara itu, pasangan mata uang USD/JPY mengalami kenaikan 0,1% ke angka 139,49. Bank of Japan diperkirakan akan mempertahankan kebijakan moneter yang sangat longgar pada minggu ini, sambil memperkirakan pemulihan ekonomi yang moderat.
Pandangan dovish BOJ diperkirakan akan menekan nilai yen dalam beberapa bulan mendatang, karena kesenjangan suku bunga domestik dan luar negeri semakin melebar.
Pada front lainnya, pasangan mata uang GBP/USD mengalami kenaikan 0,1% ke angka 1,2575, AUD/USD naik 0,2% menjadi 0,6752, dan USD/CNY mengalami kenaikan 0,2% ke angka 7,1408. Yuan China mencapai level terendah dalam enam bulan terhadap Dolar AS, seiring dengan banyaknya bank di negara tersebut yang mulai memangkas suku bunga deposito yuan.
Langkah ini menandai pemangkasan suku bunga pinjaman yang lebih luas oleh bank sentral China pada bulan ini, ketika bank sentral berusaha untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, GBP/JPY mengalami kenaikan 0,15%, EUR/JPY naik 0,43%, dan USD/CHF turun 0,38%.
Di pasar kripto, harga Bitcoin turun 3,43% dalam pasangan BTC/USD, Ethereum turun 2,97% (ETH/USD), dan Bitcoin dalam Rupiah (BTC/IDR) turun 2,77%. Lebih lanjut, Dogecoin turun 3,16%, XRP turun 5,3%, Cardano turun 3,89% dalam pasangan ADA/USD, Shiba Inu turun 1,27%, dan Ethereum Classic (ETC/USD) turun 3,91%. Terakhir, Solana mengalami penurunan 2,65% dan Binance Coin (BNB) turun 5,77%.
Di Indonesia, IHSG mengalami kenaikan 0,01%, sementara nilai tukar Rupiah menguat 0,11% menjadi 14.872,8 per Dolar AS. Namun, pasangan mata uang JPY/IDR turun 0,19%, AUD/IDR bertahan, dan SGD/IDR mengalami penurunan 0,07% pada pukul 13.59 WIB.